Gerakan Pemuda Marhaenis Segera Gelar Kongres di Manado
Semarang – Marka News. Kebangkitan Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) dimaksudkan untuk meneruskan perjuangan didalam
menumbuhkembangkan semangat Pemuda
Marhaenis berbasis ideologis sebagai pejuang kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Adapun lintasan sejarah GPM yakni pada 31 Mei 1947 didirikan organisasi Pemuda Demokrat Indonesia yang merupakan underbouw Partai Nasional Indonesia (PNI). Setelah Kongres PNI tahun 1962 di Purwokerto terjadi perubahan nama dan azas semua sayap organisasi PNI termasuk GPM.
Adapun lintasan sejarah GPM yakni pada 31 Mei 1947 didirikan organisasi Pemuda Demokrat Indonesia yang merupakan underbouw Partai Nasional Indonesia (PNI). Setelah Kongres PNI tahun 1962 di Purwokerto terjadi perubahan nama dan azas semua sayap organisasi PNI termasuk GPM.
Melalui Kongres di Solo Jawa Tengah tahun 1963 diputuskan ganti nama Pemuda Demokrat Indonesia menjadi Gerakan Pemuda Marhaenis disingkat Pemuda Marhaenis dan ini menjadi kongres terakhir GPM dimasa orde lama.
Pada saat zaman rezim Soeharto melakukan program
DeSoekarnoisasi dimana ada 3 kata yang tidak boleh dipakai yakni: Marhaen,
Marhaenis, marhaenisme. Hal ini untuk menekan kader - kader Bung Karno.
Pada tahun 1982 kekuatan Orde Baru (Orba) bekerjasama dengan oknum kader yakni Bambang Haryanto dan kawan – kawannya, mendeklarasikan secara sepihak tanpa Kongres untuk merubah Gerakan Pemuda Marhaenis menjadi Pemuda Demokrat Indonesia dan mengganti azas Marhaenisme.
Hal ini langsung mendapat reaksi keras dari kader - kader Gerakan Pemuda Marhaenis yangg setia dengan Bung Karno dengan menolak Deklarasi Pemuda Demokrat Indonesia tersebut. Dan sejak saat itu GPM tetap berjalan sendiri walau selama Orba berkuasa
selalu mendapat tekanan. Proses panjang yang penuh romantika perjuangan telah
membentuk GPM sebagai organisasi Pejuang Marhaenis.
Pada tahun 1998 kader - kader GPM melakukan deklarasi di Semarang dan mengangkat Rachmawati Soekarnoputri, sebagai Ketua Umum dengan membentuk Caretaker DPP GPM, namun dalam perjalanannya Caretaker DPP GPM dibawah Ketua Umum, Rachmawati Soekarnoputri selama 20 tahun mati suri (1998 – 2018) tidak mampu melaksanakan kongres sesuai amanat amanat, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) Gerakan Pemuda Marhaenis.
Melihat situasi kondisi seperti ini maka
demi kelangsungan dan eksistensi GPM maka pada tanggal 10 -11 November 2018 dilaksanakan Deklarasi Kebangkitan GPM yang
berbasis ideologis diseluruh Indonesia dan Rapat Konsolidasi Nasional GPM
menuju Kongres Luar Biasa (KLB) GPM
Hasil Deklarasi Kebangkitan GPM dan Rapat Konsolidasi Nasional tanggal 10 - 11 November 2018 ini telah menghasilkan struktur komposisi dan personalia pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Caretaker GPM yang baru dengan tugas :
1. Menata legalitas organisasi
2. Membentuk Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GPM disetiap provinsi serta kabupaten/kota diseluruh Indonesia
3. Menyelenggarakan Kongres Luara Biasa Gerakan Pemuda Marhaenis (KLB GPM) untuk membentuk kepengurusan definitif DPP GPM dan rencananya dilaksanakan dalam waktu dekat di Kota Manado.
Demikian realase yang di buat Haeri
Satmoko, ketua umum caretackter Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Marhaenis (Dasuki
Raswadi)
0 Response to "Gerakan Pemuda Marhaenis Segera Gelar Kongres di Manado"
Posting Komentar