Komunitas Sastra Tegalan Gelar Kongres Ke 1

Tegal - Marka News. Bagaimana agar sastra Tegalan bisa diterima masyarakat nasional dan internasional, inilah tujuan digelarnya Kongres Sastra Tegalan Ke-1.

Hal demikian dikatakan Dwi Ery Santoso, salah satu penggagas kongres didampingi dua penggagas lainnya yakni Lanang Setiawan dan Dr. Maufur, Selasa (8/10).

Menurut Dwi Ery yang kesohor dengan sebutan Presiden Penyair Tegalan ini menyampaikan bahwa, impian agar Sastra Tegalan mampu merayap ke tingkat nasional dan internasional, secara diam-diam telah bergerak ke arah sana.

"Impian ke sana tentunya bukan bualan semata. Mengingat bahwa perjalanan Sastra Tegalan sudah bergerak seper empat abad hingga berbicara tentang Sastra Tegalan bukan lagi tentang teks dan konteks. Ini yang ngomong seorang kritikus dan penelaah Sastra Tegalan yang bertahun-tahun mengamati pergerakan sastra lokal," tandas Ery.

Yang dimaksud kritikus sastra Tegalan itu adalah Muarif Esage. Seorang guru SMA Negeri 1 Slawi yang kerjanya selain sebagai pendidik adalah menulis ulasan tentang sastra lokal dalam hal ini Puisi Tegalan.

"Saya mengaamiini pendapat dia. Karena dia banyak menelaah karya puisi Tegalan dengan ulasan-ulasanya secara ilmiah dan sudah terbukti karya ilmiahnya menyabet penhargaan tingkat nasional."

Ditandaskan ole Ery, gerakan Sastra Tegalan menggapai impian ke tingkat nasional dan internasional telah dilakukan oleh pelopor Sastra Tegalan Lanang Setiawan yang kini telah menerbitkan dua buku Tegalan dalam dua bahasa yakni buku berjudul "Nglanglang Jagad, Tegalan Poems Antology" dan buku antoligi puisi Tegalan Jerman yakni berjudul "Deutschland Genießen (Njlajah Jerman)" yang diterjemahkan oleh 3 siswa SMA Negeri 1 Slawi Kabupaten Tegal.

"Sedang buku Tegalan Inggris diterjemahkan oleh dua guru SMP Negeri Kota Tegal. Dua buku karya Lanang Setiawan ini, seperti yang sudah saya katakan di atas bahwa impian Sastra Tegalan merayap ke tingkat nasional dan internasional bukan sekadar omong belaka," papar Dwi Ery.

Sementara itu Dr. Maufur penulus kolom Warung Poci Tegalan, di harian Jawa Tengah mengatakan,  beberapa buku antologi Sastra Tegalan kerap kali dibawa ke luar negeri sebagai suvenir.

"Setiap kali saya ke Singapura dan Malaysia, buku-buku puisi Tegalan saya bagi-bagikan pertemuan-pertemuan sastra dan para duta besar," katanya.

Tidak menutup kemungkinan, katanya lebih lanjut, impian itu perlahan-lahan akan sampai juga.

"Ada kesinambungan juga dengan impian kami ke arah sana senyampang seniman Lanang Setiawan yang saat ini telah menerbitkan karya sastra Haiku dalam bahasa Tegalan. Haiku itu adalah puisi alit versi Jepang pada zaman kekaisaran. Ini upaya komunitas Sastrawan Tegalan menuju tataran keagungan karya sastra versi Tegalan," katanya.

Senada dengan mereka, Lanang Setiawan yang pernah mendapatkan hadiah sastra tingkat nasional dan cukup bergengsi takni Penghargaan  "Rancage" tahun 2011 menyakini,  bahwa impian komunitas sastrawan Tegalan dengan kegigihan karya mereka lambat laun bakal mampu menembus batas.   negara.

"Dengan kegigihan para pegiat Sastra Tegalan lambat-laun impian mereka akan sampai tujuan," katanya.

Menurutnya, Kongres Sastra Tegalan bakal dihelat 26 Nopember 2019 oleh Komunitas Sastrawan Tegalan, bertepatan Perayaan Hari Sastra Tegalan ke seper empat abad. Bertempat di Kabupaten Tegal. Sedang para narasumber yakni,  Dr. Maufur, Dr. Dr. Sunu Wasono dari Universitas Indonesia (UI), Dr. Tri Mulyono, Muarif Esage (Kritikus Sastra Tegalan), Dina Nurmalisa kandidat doktor UI,  Wijanarto Wijan, Suriali Andi Kustomo dan Ahmad Tohari novelis Ronggeng Dukuh Paruk. (Firda Maesuri)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Komunitas Sastra Tegalan Gelar Kongres Ke 1"

Posting Komentar