Santriwati Ponpes Ma’hadut Tholabah Gelar Upacara Hari Santri Nasional
Slawi - Marka News. Menyambut
Hari Santri Nasional ratusan santriwati
Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah Babakan Lebaksiu Senin (22/10/2018) menggelar upacara bendera. Upacara
yang berlangsung di halaman MTs Ma’hadut Tholabah dihadiri pengasuh Ponpes KH Nasichun Isa Mufti, KH Mohammad Syafi’i Baidlowi, kepala MTs Mahadut Tholabah A. Fadil dan dewan
guru.
Tidak seperti umumnya, upacara
Hari Santri Nasional (HSN) tidak terkesan formal. Mereka dengan seragam sekolah namun mengenakan sandal jepit.
Termasuk pasukan marcing band, pengibar
bendera, inspektur upacara dan pembina upacara. Keunikan lain upacara diawali
dengan pembacaan ayat – ayat suci Al Quran disertai shalawat Nabi.
Usai pembacaan ayat suci Al
Quran prosesi upacara dilanjut dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia
Raya dan mars Nahdlatul Ulama , Yalal Wathon. Usai doa penutup upacara diakhiri
dengan menyanyikan lagu Hari Santri Nasional.
Pembina
upacara KH Nasichun Isa Mufti dalam amanatnya mengatakan
Hari Santri Nasional yang jatuh 22 Oktober merupakan kenangan terindah Presiden
Joko Widodo. Dalam kampanye sebagai
Calon Presiden di Surabaya tahun 2014 Joko Widodo menjanjikan bila terpilih menjadi presiden akan menjadikan 1 Muharram sebagai Hari
Santri Nasional.
Terbukti Hari Santri Nasional
ditetapkan oleh pemerintahan Joko Widodo namun tidak tanggal 1 Muharram melainkan tanggal 22 Oktober. Dengan alasan 1 Muharram
sudah menjadi milik dunia sebagai hari dan tahun baru Islam Hijriyah,
Penetapan 22 Oktober sebagai
hari santri nasional, karena pada
tanggal tersebut tepatnya 22 Oktober 1945 lahir resolusi jihad yang dikumandangkan KH Hasyim Ashari pendiri
Ormas Islam Nahdlatul Ulama. Dalam resolusi jihad menurut KH Nasichun Isa Mufti
berisikan maklumat, dimana setiap muslim wajib mempertahankan
kemerdekaan RI dengan melakukan perlawanan terhadap agresi Belanda ke II.
Mereka yang gugur dalam di medan
petempuran mempertahankan NKRI matinya adalah syahid. Sedangkan yang berkhianat pada
NKRI dan menjadi antek –antek penjajah
adalah murtad atau keluar dari Islam. Dari resolusi jihad itulah terjadi
pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
yang kemudian dikenang sebagai hari Pahlawan, ungkap KH Nasichun
Ditempat terpisah KH Nasichun
pada wartawan berharap kedepan setiap pondok pesantren dan madrasah menggelar
upacara hari santri nasional secara mandiri guna lebih menumbuhkembangkan
kecintaan pada NKRI. Pemerintah daerah diharapkan memfasilitasi rangkaian kegiatannya. Termasuk dalam penyelenggaraan upacara, inspektur
upacara seharusnya dari kalangan santri. Sedangkan untuk pembina upacara harusnya
dari kalangan ulama senior. “ Santri pondok pesantren Ma’hadut Tholabah telah
mengawali menggelar upacara hari santri
nasional. Kedepan dapat diikuti santri di pondok pesantren lainnya” ungkap
pengasuh Ponpes Putri Mahadut Tholabah. (Dasuki)
0 Response to "Santriwati Ponpes Ma’hadut Tholabah Gelar Upacara Hari Santri Nasional"
Posting Komentar