Lanang - Ery Tawarkan Sastra Tegalan Aliran Baru
Tegal - Marka News. Jagad perpuisian di Tegal tawarkan gagasan sastra lama dengan sastra moderen atas nama aliran "Wangsi". Sebuah aliran perpuisian barbasis bahasa lokal merupakan aliran baru dalam dunia Sastra Tegalan.
Hal tersebut diungkapkan Lanang Setiawan selaku penggagas aliran tersebut bareng penyair Dwi Ery Santoso.
Menurut Lanang, wangsi
merupakan aliran baru dalam dunia sastra, khususnya perpuisian berbasis tegalan yang tengah dipopulerkan dibelahan dunia sastra.
"Wangsi adalah perpaduan antara wangsalan dengan puisi moderen. Pola tuang wangsalan harus ada unsur sampiran dan isi. Sedang puisi pola tuangnya bebas merdeka," katanya.
Ditambahkan, untuk aturan mencipta wangsi, minimal menghadirkan dua wangsalan dalam satu karya puisi. Sedang penulisan karya sastra tersebut diawali dengan wangsalan dan ditutup dengan penyampaian teks-teks puisi.
"Di antara keduanya harus memiliki kontek. Satu sama lain saling mengikat dan saling berhubungan," katanya.
Senada dengan omongan Lanang, Dwi Ery Santoso mengatakan, karya sastra wangsi ini tidaklah lepas dari perpaduan sastra lisan bernama wangsalan dengan puisi pada umumnya.
"Jadi perpaduan keduanya harus serasi. Mesti demikian, tata aturan mencipta wangsi ini berbasis bahasa lokal," tutur Ery.
Alasannya, kata dia lebih lanjut, karena yang namanya wangsalan ini pola tuangnya menggunakan bahasa Tegal, dan merupakan sastra lisan peninggalan nenek moyang.
"Jadi aliran wangsi ini kiblatnya sastra lisan warisan nenek miyang dipadu dengan puisi tegalan."
Sekadar contoh karya sastra bernama wangsi, seperti yang tertuang dalam wangsi bertajuk "Puas Ladas karya Lanang Setiawan. //Gaplék dibungkusi/Mata melék diapusi//Ko kira kowen pentol déwék/wong liya ko anggep réncék/laku jahat kanggo jambalan/nyong ngempet walesan/blainé teka kowen nggléwang//Saiki musimé coblosan/wayahé nyusun siasat/atusan juta cut mlesat/mbang wétan cut/mbang kulon cut
mbang lor cut/mbang kidul uga cut//Durén-durén, kuwaci-kuwaci/Mbiyén'mbiyén, saiki-saiki//Rasakna piwalesané enyong/cut sekandang bentang/ ora jaminan/sing marahi kejem kowen/sing marahi jahat kowen/
sing marahi kolon uga kowen//Pas dina prétungan/nyata temenan kowen kelara-lara//Kowen kandas/gagal maning
puas ladas/cut kobol-kobol: tatas!//
Menurut rencana, untuk memviralkan aliran baru ini, antara Lanang Setiawan dan Dwi Ery Santoso dalam wajtu dekat ini akan menerbitkan buku kumpulan wangsi.
"Insya Allah dalam waktu dekat ini, kami akan menerbikan karya sastea wangsi," tegas Ery (Dasuki)
Hal tersebut diungkapkan Lanang Setiawan selaku penggagas aliran tersebut bareng penyair Dwi Ery Santoso.
Menurut Lanang, wangsi
merupakan aliran baru dalam dunia sastra, khususnya perpuisian berbasis tegalan yang tengah dipopulerkan dibelahan dunia sastra.
"Wangsi adalah perpaduan antara wangsalan dengan puisi moderen. Pola tuang wangsalan harus ada unsur sampiran dan isi. Sedang puisi pola tuangnya bebas merdeka," katanya.
Ditambahkan, untuk aturan mencipta wangsi, minimal menghadirkan dua wangsalan dalam satu karya puisi. Sedang penulisan karya sastra tersebut diawali dengan wangsalan dan ditutup dengan penyampaian teks-teks puisi.
"Di antara keduanya harus memiliki kontek. Satu sama lain saling mengikat dan saling berhubungan," katanya.
Senada dengan omongan Lanang, Dwi Ery Santoso mengatakan, karya sastra wangsi ini tidaklah lepas dari perpaduan sastra lisan bernama wangsalan dengan puisi pada umumnya.
"Jadi perpaduan keduanya harus serasi. Mesti demikian, tata aturan mencipta wangsi ini berbasis bahasa lokal," tutur Ery.
Alasannya, kata dia lebih lanjut, karena yang namanya wangsalan ini pola tuangnya menggunakan bahasa Tegal, dan merupakan sastra lisan peninggalan nenek moyang.
"Jadi aliran wangsi ini kiblatnya sastra lisan warisan nenek miyang dipadu dengan puisi tegalan."
Sekadar contoh karya sastra bernama wangsi, seperti yang tertuang dalam wangsi bertajuk "Puas Ladas karya Lanang Setiawan. //Gaplék dibungkusi/Mata melék diapusi//Ko kira kowen pentol déwék/wong liya ko anggep réncék/laku jahat kanggo jambalan/nyong ngempet walesan/blainé teka kowen nggléwang//Saiki musimé coblosan/wayahé nyusun siasat/atusan juta cut mlesat/mbang wétan cut/mbang kulon cut
mbang lor cut/mbang kidul uga cut//Durén-durén, kuwaci-kuwaci/Mbiyén'mbiyén, saiki-saiki//Rasakna piwalesané enyong/cut sekandang bentang/ ora jaminan/sing marahi kejem kowen/sing marahi jahat kowen/
sing marahi kolon uga kowen//Pas dina prétungan/nyata temenan kowen kelara-lara//Kowen kandas/gagal maning
puas ladas/cut kobol-kobol: tatas!//
Menurut rencana, untuk memviralkan aliran baru ini, antara Lanang Setiawan dan Dwi Ery Santoso dalam wajtu dekat ini akan menerbitkan buku kumpulan wangsi.
"Insya Allah dalam waktu dekat ini, kami akan menerbikan karya sastea wangsi," tegas Ery (Dasuki)
0 Response to "Lanang - Ery Tawarkan Sastra Tegalan Aliran Baru"
Posting Komentar