Kemenangan Jokowi, Proklamasi Kemerdekaan Kedua Bagi NKRI
Proklamasi 17 April 2019 ditandai kemenangan pasangan Capres H. Joko Widodo – KH Maruf Amin merupakan
kemerdekaan dari jajahan bangsa sendiri. Bentuk penajajahan dari
bangsa sendiri, bisa dilihat dari upaya menghidupkan khilafah, hadirnya HTI dan perilaku teror serta radikalisme oleh
mereka yang mengaku Islam. “ Mereka mengaku warga negara Indonesia beragama Islam
namun prilakunya tidak mencerminkan Keislaman dan Keindonsiaan” ujarnya
Gerakan
mereka menurut KH Nasichun sangat jelas dan nyata ingin merubah bentuk negara
NKRI, mengganti Pancasila sebagai dasar negara bahkan ingin menghilangkan
Bhineka Tunggal Ika sebagai ikatan kebangsaan. “ Bung Karno pernah mengatakan
menghadapi penajajah asing jauh lebih gampang dibanding menghadapi penajajah bangsa sendiri lebih sulit” ujar Nasichun mengucap ulang ulang kata – kata Bung
Karno.
Menurutnya
dalam dekade ini bangsa Indonesia telah dijajah oleh bangsa sendiri. Bentuk penjajahahn itu munculnya gerakan
secara masif dalam upaya menggantikan dan merubah dasar negara Pancasila,
Bhineka unggal Ika dan bentuk negara NKRI
menjadi bentuk negara yang lain.
Tindakan
merongrong terhadap NKRI itu lewat
berbagai gerakan seperti teror bom diberbagai tempat, sikap dan prilaku
radikalisme dengan mengantasnaamakan agama. Ujung – ujungnya yang menjadi
korban adalah sesama muslim. Termasuk adanya upaya mengggantikan bentuk negara
dengan bentuk lain seperti khilafah oleh organisasi HTI.
Langkah
tepat telah diambil pemerintah dibawah kepemimpinan Jokowi mendasari keputusan
pengadilan telah menjadikan organisasi HTI menjadi organisasi terlarang dan tak
berhak hidup dibumi Indonesia.“ Saya menyimpulkan kemenangan Jokowi dalam
Pilpres 17 April 2019 merupakan proklamsi kemerdekaan kedua bagi NKRI dari
penajajahan bangsa sendiri” ujarnya
Dalam
kesempatan yang sama KH Nasichun menjelaskan, kelompok mereka tidak hanya
menajajah bangsanya sendiri namun juga melakukan upaya pelemahan, penghancuran Ormas Islam terbesar di tanah air yakni Nahdlatul Ulama (NU). Mereka tahu, NU
merupakan Ormas Islam yang tidak hanya turut melahirkan NKRI namun juga begitu
setia menjaga dan mengawal NKRI yang berlandaskan Pancasila. “ Disadari atau tidak kelompk wahabi sering masuk ke jamiyah NU, setelah mendapat tempat mereka mulai memberikan
doktrin – doktrin wahabi. Ini yang harus diwaspadai oleh warga Nahdliyin. Namun
Alhamdulillah pelatihan kader di internal NU mulai berjalan seperti Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU)” ungkapnya
Andil
besar NU dalam melahirkan dan mengawal
NKRI diakui oleh negara terbukti dengan ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai hari Santri
Nasional. “ Lewat resolusi jihad yang dikumandangkan pendiri NU KH Hasyim Asyari tergeraklah
perlawanan terhadap Belanda dalam pertempuran 10 November 1945 yang kemudian
diperingati sebagai Hari Pahlawan” ungkapnya
Sebagai
Ormas terbesar, NU tidak hanya dijajah pihak
luar namun juga dari dalam internal NU sendiri. Dari internal ada upaya
mengkerdilkan dengan menjadikan NU sebagai kendaraan politik yang sempit dan sesaat demi kepentingan pribadi perseorangan. “
Mereka memanfaatkan NU hanya untuk kepentingan mencari uang, kedudukan dan jabatan yang sesaat, padahal politik NU itu politik kebangsaan , kenegaraan" katanya. (Dasuki/Chaerul Azmi)
0 Response to "Kemenangan Jokowi, Proklamasi Kemerdekaan Kedua Bagi NKRI"
Posting Komentar