Ketua KBM Soetjipto: Pelaksanaan Pemilu Perlu Dievaluasi

Semarang - Marka News. Pemilu 2019 berat dan rumit karena kali pertama diselenggarakan secara serentak. Baik Pilpres, DPR RI, DPD,  DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota dimana pemilih mendapat 5 kertas suara sekaligus. Di Pemilu kali ini pula tidak kurang dari 600 KPPS meninggal dunia lantaran sakit dan kelelahan. Hal itu ungkapkan  ketua Dewan Pimpinan Provinsi Keluarga Besar Marhaenis (KBM) Jawa Tengah Soetjipto dalam forum Fasilitasi FKUB Provinsi Jawa Tengah dalam rangka pemeliharaan, keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama serta penghayat kepercayaan tahun 2019. 

Kegiatan yang berlangsung 20 - 21 Juni 2019 di Hotel Le Beringin Salatiga di gelar Kesbangpol Prov. Jateng bekerjasama DPP KBM Jawa Tengah. Hadir Ormas seazaz antara lain Kesatuan Buruh Marhaen, Pemuda Demokrat Indonesia,  GMNI, ISRI dan sejumlah Ormas se idelogi lainnya.
Lebih lanjut Soetjipto mengatakan banyak diantara petugas KKPS melaksanakan tugas hingga dini hari bahkan sampai subuh. Rumit, terutama bagi pemilih sepuh karena harus membawa lima kertas suara. " Itulah pilihan kita, pemerintah, DPR/MPR RI dengan dalih efesiensi itulah Pemilu serentak disepakati untuk dilaksanakan" ungkapnya.

Efek lain sekarang muncul keterbelahan ditengah masyarakat dari mulai persoalan dua kubu Capres yang berujung aksi demo berjilid - jilid. Pro kontra quick count maupun persoalan hasil rekapitulasi KPU. Ada narasi ketidakpuasaan dan Pemilu 2019 dituduh curang. Melihat realita ini maka perlu ada evaluasi penyelenggaraan Pemilu serentak dan peninjauan ulang serta harus dicari formula yang tepat.
Turut menyampaikan materi Oerip Lestari Djoko Santoso dengan mengusung tema Ke Bhinekaan Sebagai Kekuatan Utama Bangsa. Sedangkan Bambang Rahardjo Munadjat menyampaikan paparan materi dengan judul Perkembangan Pergerakan Politik di Era Revolusi Industri 4.0.  (Dasuki)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ketua KBM Soetjipto: Pelaksanaan Pemilu Perlu Dievaluasi"

Posting Komentar